Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

Kijang Balap antar Jenazah ke Lamongan

FORM IZIN MELINTAS UNIT AMBULANCE FRPB PAMEKASAN HARI, RABU Tgl, 20/03/2024 ------------------------------------- NAMA : USIA    : -+60THN STATUS : MD  UNIT   : KIJANG BALAP FRPB PAMEKASAN START : PAMEKASAN IN TOL : DUPAK EXIT TOL : GRESIK  FINISH : DESA PATIHAN,KEC. BABAT, KAB. LAMONGAN JAM BERANGKAT : 04.30 WIB JUMLAH IRINGAN : 1 Mobil Pribadi KONTAC PERSON - DRIVER : SEPTA ( 081939491185 ) - CO DRIVER : YOGA ( 081xxxxxxxx ) Hormat kami AMBULANCE FRPB PAMEKASAN #PDAjamali #FRPBpamekasan #RelawanAmbulance #IEAPamekasan #CCTVAmbulancePamekasan #NoPortal

Gandeng SIAP SIAGA, BPBD Jatim Gelar Workshop Pembelajaran Ketangguhan Komunitas Terhadap Bencana

Surabaya, 31 Maret 2021, SobatTangguhJatim Upaya BPBD Jatim memperkuat ketangguhan masyarakat terhadap bencana trs dilakukan. Salah satunya dgn melibatkan berbagai komunitas sebagai bagian dari unsur pentahelix dlm penanggulangan bencana. Dalam kaitan itulah, hari ini, Rabu (31/03/2021), BPBD Jatim menggandeng Lembaga SIAP SIAGA selaku Mitra Indonesia-Australia Dalam Kesiapsiagaan Bencana menggelar Workshop Pembelajaran Ketangguhan Komunitas Terhadap Bencana di Jatim. Hadir dlm kegiatan tersebut perwakilan berbagai unsur OPD Pemprov Jatim, mulai Dinkes Jatim, Dinsos Jatim hingga Dinas PMD Jatim. Selain itu, juga hadir perwakilan organisasi relawan, di antaranya, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Jatim, Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB), LPBI NU Jatim, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), PMI Jatim, Plato Foundation dan Persatuan Waria Kota Surabaya (Perwakos).  Juanita Theodore, Koordinator SIAP SIAGA Jatim menyampaikan, tujuan dilaksanakan work

KUATKAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA dan 4S

Pamekasan, 31 Maret 2021 , Hasil survei di Jepang, pada kejadian gempa Great Hanshin Awaji 1995, menunjukkan bahwa  prosentase  korban  selamat  dalam  durasi “golden  time"  disebabkan  oleh   (1)  Kesiapsiagaan Diri Sendiri sebesar 34.9%,  (2) Dukungan anggota keluarga 31,9 %,  (3) Teman/Tetangga 28,1%,  (4) Orang Lewat 2,60%,  (5) Regu Penolong 1,70 %, dan (6) lain-Lain 0,90%. Berdasarkan ilustrasi tersebut, sangat jelas bahwa faktor yang paling menentukan adalah penguasaan pengetahuan penyelamatan yang dimiliki oleh diri sendiri, keluarga dan komunitas di sekitarnya.  Di Jepang setiap  tanggal  1  September,  ditetapkan  sebagai Hari Pencegahan Bencana” (Disasters Prevention Day) ditandai dengan melaksanakan gladi dan simulasi bencana nasional   secara serentak di seluruh negeri. Demikian pula di Indonesia setiap tanggal 26 April diperingati sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana dengan gerakan simulasi serentak pada masyarakat terpapar multihazard.  Apakah sudah dilak

RUMAH ZAKAT DAN PELANGGAN TOKOPEDIA LAKUKAN PENANAMAN 2000 BIBIT MANGROVE DI PESISIR SELATAN UNTUK WUJUDKAN DESA PESISIR TANGGUH BERBASIS LINGKUNGAN

Peran serta NGO dan Dunia Usaha sebagai bagian dari pentahelik penanggulangan bencana sangatlah penting baik dalam perwujudan mitigasi struktural maupun non struktural. (29/03/2021)  Salah satu mitigasi struktural yang tengah dilakukan saat ini adalah dengan menanam mangrove dan melibatkan seluruh komponen masyarakat termasuk lembaga non pemerintah dan organisasi kemanusiaan. Lebih dari 100 relawan utusan dari masyarakat maupun lembaga bahu membahu menanam 2000 bibit mangrove support dari Rumah Zakat dan Pelanggan Tokopedia di Pantai Pancer Wetan Desa Kembang Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan. Kawasan ini diharapkan bisa menjadi salah satu tempat konservasi mangrove di wilayah kabupaten Pacitan berbasis ketangguhan bencana dan wisata. Dalam kesempatan ini turut hadir mensupport dari Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Pacitan, Forum Pengurangan Resiko Bencana Provinsi Jawa Timur dan organisasi kemanusiaan lainya baik lokal maupun d

HKB 2021, BPBD Jatim Gandeng FPRB dan Nelayan tanam Mangrove di Pantai Pancer Pacitan

Pamekasan, 29 Maret 2021,   Guna menyemarakkan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Tahun 2021, hari ini, Senin (29/3/2021), BPBD Jatim bersama Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Jatim menggelar sosialisasi penanggulangan bencana & penanaman bibit mangrove di Pantai Pancer Wetan, Kab. Pacitan.  . Kegiatan ini diikuti 100 peserta, meliputi, agen siaga bencana BPBD Pacitan, relawan FPRB Jatim, FPRB Pacitan, LPBI NU Ponorogo, Bangil, Probolinggo, Relawan Rumah Zakat Indonesia, Komunitas Pelanggan Tokopedia dan komunitas nelayan Ds. Kembang Kec. Pacitan. . Hadir pula dlm kegiatan ini, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim Gatot Soebroto SE M.PSDM, Kalaksa BPBD Pacitan Didik Alih Wibowo ST MM, Kades Kembang Sahudi SH dan Wadanramil 01/Pacitan Pelda Sukardi. . Sblm penanaman bibit pohon mangrove, kegiatan diawali dgn seremoni apel siaga di Balai Desa Kembang.  . Kemudian dilanjutkan penyerahan bantuan bibit mangrove kpd relawan dan penanaman pohon mangrove oleh Kabid

Tak Hanya Prinsip Demokrasi, Doni: Kedepankan Prinsip Ekokrasi.

Pamekasan, 27 Maret 2021 –Doni Monardo mengenalkan jargon ‘Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita’ setelah menjabat sebagai kepala BNPB pada 2019 lalu. Hal ini tidak terlepas dari kepeduliaan yang tinggi terhadap lingkungan. Konsistensi dalam menjaga alam membawa Doni dianugerahi gelar doktor kehormatan atau doktor _honoris causa_.  Kepedulian dan kecintaan Doni terhadap alam ini terbentuk sejak bertugas sebagai seorang militer. Di dalam pemikirannya, Doni mengatakan bahwa merawat bangsa tidak hanya mengedepankan prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat tetapi juga ekokrasi atau kedaulatan lingkungan. “Merawat bangsa tidak hanya mengedepankan prinsip _democracy_ (kedaulatan rakyat), tetapi juga harus mengedepankan prinsip _ecocracy_ atau kedaulatan lingkungan,” ujarnya melalui pesan video saat penganugerahan yang berlangsung di IPB University, Bogor, Sabtu (27/3). Lanjutnya, prinsip ini didukung dengan konteks yang lebih holistik yaitu pendapatnya mengenai konteks ketuhanan, sesama

DEFENISI DAN JENIS BENCANA

Pamekasan, 28 Maret 2021 -Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai berikut : Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.    Bpbd Pamekasan saat lakukan evakuasi       longsor Pasean SPV Pusdalops PB Bpbd Pamekasan yang juga Koordinator FRPB, Ketua FPRB dan Ketua RAPI Pamekasan memberikan jenis dan macam bencana yang selama ini ada di Indonesia. MenurutNya bencana-bencana yang ada di Indonesia antar

RENTANNYA PARIWISATA DARI BENCANA

  Pamekasan, Maret 2021, Perkembangan pariwisata di Indonesia luar biasa pesat. Data World Travel and Tourism Council (WTTC) melaporkan bahwa Top-30 Travel and Tourism Countries Power Ranking yang didasarkan pada pertumbuhan absolut pada periode tahun 2011 dan 2017 untuk empat indikator perjalanan dan pariwisata utama menunjukkan Indonesia berada pada nomor 9 sebagai negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat di dunia. Dalam daftar yang dikeluarkan tersebut, China, Amerika Serikat, dan India menempati posisi tiga besar. Untuk kawasan Asia, Indonesia berada nomor 3 setelah China dan India. Sedangkan untuk di kawasan Asia Tenggara, posisi Indonesia terbaik diantara negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Thailand yang berada di nomor 12, Filipina dan Malaysia di nomor 13, Singapura nomor 16 dan Vietnam nomor 21. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata, pariwisata Indonesia memiliki banyak keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif yaitu sektor pariwi

FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA

Pamekasan, 27 Maret 2021 , Untuk meningkatkan Indek Ketahanan Daerah maka, setiap Kabupaten/Kota harus mempunyai FPRB. FRPB adalah sebuah Forum yang anggotanya terdiri dari berbagai elemen untuk melakukan pengurangan Risiko Bencana., 10 hal yg perlu di ketahui tentang Forum Pengurangan Risiko Bencana 1. Forum Pengurangan Risiko bencana adalah perwujudan partisipasi Masyarakat dalam Penanggulangan Bencana di Daerah 2. Forum Pengurangan Risiko Bencana adalah perwakilan dari Organisasi Kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat, Media Massa, Donor, Organisasi Profesi/Keahlian, Legislatif, Yudikatif, Organisasi Perangkat Daerah dan Relawan Penanggulangan Bencana 3. Forum Pengurangan Risiko Bencana adalah Mitra Bpbd Provinsi atau Bpbd Kabupaten/Kota, Forum Pengurangan Risiko Bencana bukan saingan Bpbd. 4. Forum Pengurangan Risiko Bencana di bentuk berdasarkan UU 24 tahun 2007, PP 21 tahun 2008 serta spesifik pada Perka BNPB yang dalam taraf penyelesaian. 5. Forum Pengurangan Ris

SIAGA BENCANA

Pamekasan, 26 Maret 2021, Apakah anda sudah siap siaga menghadapi ancaman bencana? Kita perlu menyadari bahwa kita hidup di wilayah rawan bencana. Kenyataan ini mendorong kita untuk mempersiapkan diri, keluarga, dan komunitas di sekitar kita.       Saat OPSAR laut di Desa Padelegan Kesiapsiagaan diri diharapkan pada akhirnya mampu untuk mengantisipasi ancaman bencana dan meminimalkan korban jiwa, korban luka, maupun kerusakan infrastruktur. Kesiapsiagaan harus dimulai dari dalam diri sendiri, kita dapat membantu keluarga dan komunitas untuk membangun kesiapsiagaan maupun pada saat menghadapi bencana dan pulih kembali pasca bencana. Berikut beberapa jenis bencana dan cara apa yang kita harus lakukan ketika bencana itu datang : Gempa Bumi Tsunami Gunung Api Banjir Tanah Longsor Kekeringan Angin Topan Kebakaran Wabah Penyakit Apakah kita siap…..????? Atau siap lari……….????? Sudah waktunya kita merubah paradigma dari Tanggap Darurat ke Pencegahan dan Kesiapsiagaan. Kita jangan

EDUKASI BENCANA

Pamekasan, 26 Maret 2021, Pemberdayaan anak usia sejak dini untuk memahami mitigasi bencana merupakan langkah awal membangun masyarakat sadar bencana. SPAB sebagai salah satu program untuk memberikan edukasi kepada Guru, Siswa dan masyarakat yang ada di sekolah, hal ini sangat baik karena ketika terjadi bencana siswa, guru dan masyarakat tidak lagi kebingungan dan panik. Mereka akan tau harus berbuat apa karena telah memahami bagaimana cara mengurangi risiko bencana. Setelah Guru, siswa dan Masyarakat yg ada di sekolah paham tentang Mitigasi bencana, maka harapan pengetahuan yang didapat ditularkan pada lingkungan sekitar dalam rangka mengurangi risiko bencana yang berkesinambungan. Perubahan paradigma dari tanggap darurat menjadi siaga bencana sudah seharusnya terus di lakukan. Bahwa bencana tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang harus diterima begitu saja. Tetapi juga bisa diantisipasi kejadiannya, korbannya dan diminimalisir dampaknya.  "Edukasi bencana sangat p