Langsung ke konten utama

TNI AL Batuporon dan FPRB Pamekasan Siapkan 1000 Bibit Mangrove

Pamekasan, Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, Pangkalan TNI AL Batuporon bersama Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), Forum Relawan Penanggulangan Bencana (FPRB) Pamekasan, dan Kelompok Tani Hutan (KTH) Sabuk Hijau melakukan pembibitan 1000 mangrove, Minggu 23/02/2025. Sementara yang lain sibuk menanam, kami menyiapkan mulai dari bibitnya hingga nanti siap tanam, karena bibit mangrove lumayan susah untuk mendapatkannya.  Demikian disampaikan Letda (P) Anang Satria, Danpos TNI AL Pamekasan saat melakukan pembibitan di Pantai Lembung Galis Pamekasan.  "Mangrove merupakan penyerap karbon terbaik dan penghasil oksigen, jadi penting untuk mengurangi efek perubahan iklim. Oleh sebab itu kami memulai dengan melakukan pembibitan sehingga nanti kami sudah punya bibit yang siap tanam," jelas Anang.  Sementara Budi Cahyono Sekjen FPRB Pamekasan mengatakan, bahwa kolaborasi dengan banyak pihak  dalam rangka mitigasi bencana selalu dilakukan. "Karena b...

KUATKAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA dan 4S

Pamekasan, 31 Maret 2021, Hasil survei di Jepang, pada kejadian gempa Great Hanshin Awaji 1995, menunjukkan bahwa  prosentase  korban  selamat  dalam  durasi “golden  time"  disebabkan  oleh  
(1)  Kesiapsiagaan Diri Sendiri sebesar 34.9%, 
(2) Dukungan anggota keluarga 31,9 %, 
(3) Teman/Tetangga 28,1%, 
(4) Orang Lewat 2,60%, 
(5) Regu Penolong 1,70 %, dan
(6) lain-Lain 0,90%.

Berdasarkan ilustrasi tersebut, sangat jelas bahwa faktor yang paling menentukan adalah penguasaan pengetahuan penyelamatan yang dimiliki oleh diri sendiri, keluarga dan komunitas di sekitarnya.  Di Jepang setiap  tanggal  1  September,  ditetapkan  sebagai Hari Pencegahan Bencana” (Disasters Prevention Day) ditandai dengan melaksanakan gladi dan simulasi bencana nasional   secara serentak di seluruh negeri. Demikian pula di Indonesia setiap tanggal 26 April diperingati sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana dengan gerakan simulasi serentak pada masyarakat terpapar multihazard. 

Apakah sudah dilakukan di Kota Kita? Sudah ..! meski prosentasenya masih perlu terus ditingkatkan bahkan kalaupun sudah bisa diulang (drill) , sembari menunggu terus bertambahnya prosentase dari tahun ke tahun, baik yang akan dilakukan oleh BNPB, BPBD Provinsi / Kabupaten Pamekasan dan lembaga lainnya maka yang juga sangat strategis, efektif dan efisien adalah setiap saat "MENGINGATKAN" masyarakat terpapar maupun pemangku Penanggulangan Bencana di Kabupaten Pamekasan tentang Kewaspadaan, Pencegahan dan Kesiapsiagaan menghadapi bahaya bencana yaitu dgn melakukan "PROMOSI PRB" atau Pro PRB . Promosi PRB adalah strategi komunikasi perubahan perilaku kepada seluruh lapisan masyarakat yg bertujuan "mempengaruhi" secara terus menerus agar masyarakat menjadi terbiasa mempraktekkan (refleks) pada pesan pesan dalam promosi PRB.

Sebagai ilustrasi Kementerian Kesehatan beberapa tahun yang lalu pada Promkes / promosi kesehatan, program "SUAMI SIAGA" telah berhasil merubah PERILAKU MASYARAKAT yang sebelumnya menyerahkan urusan persalinan kepada mertua/orangtua pasangan menjadi tanggung jawab suami, yang apabila istrinya masuk pada masa kehamilan 9 bulan maka akan menghindari bepergian jauh (kecuali tugas).  Demikian juga perubahan perilaku masyarakat "care" terhadap jentik jentik nyamuk, ini bagian keberhasilan promosi 3 M,  Menguras, Menutup, dan Mengubur. 
Demikian pula kita biasa melihat petugas SPBU yang dipengaruhi oleh promosi  BI dengan Slogan 3D : Dilihat, Diraba, dan Diterawang. Dengan menggunakan seluruh media (media mix) promosi tersebut bersifat masif. 
Dalam dunia marketing dikenal dengan istilah "menggoreskan pesan" pada "otak/ingatan" produsen agar menjadi refleks konsumennya 
Contoh Reflek : Air mineral pasti... 
                           Sepeda motor pasti.. 
                           Pasta gigi pasti.. 
Produk yg lain sulit untuk menjadi reflek penyebutan kata (kecuali berfikir beberapa detik dulu). Mereka yang berkecimpung pada seni penyampaian pesan yg efektif, paling tidak mensyaratkan diantaranya kata dan kalimat yg : sederhana, singkat, mudah diingat, dan mudah dipahami. .. 

MENGAPA 4S ?
Saat ada gejala munculnya bahaya menuju bencana maka yang dibutuhkan KE-SEGERA-AN ( Immediately ) yang didalamnya mengandung makna Tanggap/Peduli, Tangkas dan Sigap, bukan sikap sebaliknya .  Sikap yang seperti inilah yang kita harapkan menjadi GOAL perubahan ditengah masyarakat yang terpapar maupun seluruh pemangku penanggulangan di Pamekasan dalam Pro PRB 

SEGERA AMATI
Segera mengamati gejala munculnya Bahaya yang berpotensi menimpa masyarakat, tentu saja masyarakat perlu memahami dengan berbagai referensi yang banyak tersedia (bila dari Pengamatan ini berkesimpulan Aman maka 3S dibawahnya tak berlaku) 

SEGERA HINDARI
Segera menghindar (tanggap evakuasi) menuju tempat aman yg telah disepakati bersama perangkat dan tokoh masyarakat setempat sebagai tempat Aman dari bahaya bencana 

SEGERA AMANKAN 
Segera mengamankan diri ditempatkan evakuasi sementara dengan membawa keluarga dan surat surat penting yg telah dipersiapkan dalam tas siaga, bersyukur bila masih bisa menolong keluarga lainnya

SEGERA LAPORKAN
Segera melaporkan kejadian tersebut kepada pemangku penanggulangan bencana untuk dapat dilakukan penanganan. 

Untuk memperkaya khazanah pro PRB maka sudah sewajarnya kita selalu berlatih agar bisa terlatih

Lindungi Titik Aman 
Terpimpin Kemanusiaan. 
Penulis : Budi Cahyono
Editor    : Syamsul Hidayat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MOSIPENA ADALAH MOBIL EDUKASI PENANGGULANGAN BENCANA

FRPB PAMEKASAN, 28 April 2021 - Provinsi Jawa Timur memiliki potensi bencana yang tinggi setiap tahunnya. Maka dari itu BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jawa Timur Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan terus berupaya untuk berinovasi memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai mitigasi bencana, salah satunya dengan membuat  Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (Destana) dan Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena). Dengan menggunakan unit kendaraan bernama Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena), BPBD Jatim berkeliling ke desa/kelurahan se-Jawa Timur. Mosipena adalah kendaraan yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengedukasi masyarakat tentang manajemen bencana. Mulai dari edukasi gejala terjadinya bencana, penyelamatan diri saat bencana, dan penanganan pasca bencana. Mosipena dilengkapi dengan videotron, standing banner, PC, sound system, lampu penerangan, dan safety cone. Mobil ini juga dilengkapi dengan perpustakaan dengan buku-buku tentang kebe...

FRPB Pamekasan Berikan Doorprize pada Siswa saat Vaksinasi

PAMEKASAN- Forum Relawan Penanggulangan Bencana (FRPB) Kabupaten Pamekasan mendukung penuh vaksinasi Covid-19 sebagai program pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran Virus Corona.  FRPB Pamekasan saat memberikan Doorprize pada Siswa usai Vaksinasi Salah satu dukungan FRPB Pamekasan dengan menyediakan doorprize bagi siswa yang mengikuti vaksinasi di MAN 2 Pamekasan. "Pemberian doorprize ini sebagai salah satu bentuk dukungan kami para relawan terhadap pemerintah. FRPB menyediakan hadiah ini kepada siswa MAN 2 Pamekasan yang telah melakukan vaksinasi," jelas Budi Cahyono Koordinator FRPB Pamekasan, Kamis (24/09/2021). Budi mengaku bahagia karena pada saat launching sekolah tangguh di MAN 2 Pamekasan tersebut, antusias siswa yang mengikuti vaksinasi luar biasa. "Saya bahagia melihat antusias siswa untuk vaksinasi. Jumlahnya hampir mencapai 500 orang, ini luar biasa. Orang tua dan siswa sangat memahami pentingnya vaksinasi Covid-19," ungkapnya. Kedepan,...

FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA

Pamekasan, 27 Maret 2021 , Untuk meningkatkan Indek Ketahanan Daerah maka, setiap Kabupaten/Kota harus mempunyai FPRB. FRPB adalah sebuah Forum yang anggotanya terdiri dari berbagai elemen untuk melakukan pengurangan Risiko Bencana., 10 hal yg perlu di ketahui tentang Forum Pengurangan Risiko Bencana 1. Forum Pengurangan Risiko bencana adalah perwujudan partisipasi Masyarakat dalam Penanggulangan Bencana di Daerah 2. Forum Pengurangan Risiko Bencana adalah perwakilan dari Organisasi Kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat, Media Massa, Donor, Organisasi Profesi/Keahlian, Legislatif, Yudikatif, Organisasi Perangkat Daerah dan Relawan Penanggulangan Bencana 3. Forum Pengurangan Risiko Bencana adalah Mitra Bpbd Provinsi atau Bpbd Kabupaten/Kota, Forum Pengurangan Risiko Bencana bukan saingan Bpbd. 4. Forum Pengurangan Risiko Bencana di bentuk berdasarkan UU 24 tahun 2007, PP 21 tahun 2008 serta spesifik pada Perka BNPB yang dalam taraf penyelesaian. 5. Forum Pengurangan Ris...