Tempursari, 9 September 2024 , Kenduri Banyu Udan adalah sebuah tradisi yang bertujuan untuk mensyukuri air hujan dan untuk mengingatkan masyarakat akan budaya nenek moyang dalam konsep 5M air hujan. Tradisi ini juga merupakan gerakan Komunitas Banyu Bening untuk meningkatkan kepedulian terhadap air hujan. Kenduri Banyu Udan ke IX sangat istimewa karena di gelar selama 3 hari. Hari pertama (7/9/2024) Komunitas Banyu Bening menggelar Sholawat dengan menghadirkan Habib Zaky Assegaf bersama Majelis Sholawat Az Zaky nya. Di hari ke 2 (8/9/2024) Khataman Al Qur'an dari Pondok Pesantren Baitul Qur'an Karanglo di mulai dari Pagi hingga siang dengan suasana Khidmat dan Khusu'. Rangkaian ini sebagai keselarasan akan Rasa Syukur atas Nikmat yang Tuhan berikan kepada Kita Manusia sebagai mahluk mulia di antara mahluk Tuhan lainnya. Tema Selaras dengan Semesta diangkat agar kearifan lokal dan Budaya jangan pernah ditinggal kan. Harapan kedepan Generasi Anak Keturunan kita
Pamekasan, 31 Maret 2021, Hasil survei di Jepang, pada kejadian gempa Great Hanshin Awaji 1995, menunjukkan bahwa prosentase korban selamat dalam durasi “golden time" disebabkan oleh
(1) Kesiapsiagaan Diri Sendiri sebesar 34.9%,
(2) Dukungan anggota keluarga 31,9 %,
(3) Teman/Tetangga 28,1%,
(4) Orang Lewat 2,60%,
(5) Regu Penolong 1,70 %, dan
(6) lain-Lain 0,90%.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, sangat jelas bahwa faktor yang paling menentukan adalah penguasaan pengetahuan penyelamatan yang dimiliki oleh diri sendiri, keluarga dan komunitas di sekitarnya. Di Jepang setiap tanggal 1 September, ditetapkan sebagai Hari Pencegahan Bencana” (Disasters Prevention Day) ditandai dengan melaksanakan gladi dan simulasi bencana nasional secara serentak di seluruh negeri. Demikian pula di Indonesia setiap tanggal 26 April diperingati sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana dengan gerakan simulasi serentak pada masyarakat terpapar multihazard.
Apakah sudah dilakukan di Kota Kita? Sudah ..! meski prosentasenya masih perlu terus ditingkatkan bahkan kalaupun sudah bisa diulang (drill) , sembari menunggu terus bertambahnya prosentase dari tahun ke tahun, baik yang akan dilakukan oleh BNPB, BPBD Provinsi / Kabupaten Pamekasan dan lembaga lainnya maka yang juga sangat strategis, efektif dan efisien adalah setiap saat "MENGINGATKAN" masyarakat terpapar maupun pemangku Penanggulangan Bencana di Kabupaten Pamekasan tentang Kewaspadaan, Pencegahan dan Kesiapsiagaan menghadapi bahaya bencana yaitu dgn melakukan "PROMOSI PRB" atau Pro PRB . Promosi PRB adalah strategi komunikasi perubahan perilaku kepada seluruh lapisan masyarakat yg bertujuan "mempengaruhi" secara terus menerus agar masyarakat menjadi terbiasa mempraktekkan (refleks) pada pesan pesan dalam promosi PRB.
Sebagai ilustrasi Kementerian Kesehatan beberapa tahun yang lalu pada Promkes / promosi kesehatan, program "SUAMI SIAGA" telah berhasil merubah PERILAKU MASYARAKAT yang sebelumnya menyerahkan urusan persalinan kepada mertua/orangtua pasangan menjadi tanggung jawab suami, yang apabila istrinya masuk pada masa kehamilan 9 bulan maka akan menghindari bepergian jauh (kecuali tugas). Demikian juga perubahan perilaku masyarakat "care" terhadap jentik jentik nyamuk, ini bagian keberhasilan promosi 3 M, Menguras, Menutup, dan Mengubur.
Demikian pula kita biasa melihat petugas SPBU yang dipengaruhi oleh promosi BI dengan Slogan 3D : Dilihat, Diraba, dan Diterawang. Dengan menggunakan seluruh media (media mix) promosi tersebut bersifat masif.
Dalam dunia marketing dikenal dengan istilah "menggoreskan pesan" pada "otak/ingatan" produsen agar menjadi refleks konsumennya
Contoh Reflek : Air mineral pasti...
Sepeda motor pasti..
Pasta gigi pasti..
Produk yg lain sulit untuk menjadi reflek penyebutan kata (kecuali berfikir beberapa detik dulu). Mereka yang berkecimpung pada seni penyampaian pesan yg efektif, paling tidak mensyaratkan diantaranya kata dan kalimat yg : sederhana, singkat, mudah diingat, dan mudah dipahami. ..
MENGAPA 4S ?
Saat ada gejala munculnya bahaya menuju bencana maka yang dibutuhkan KE-SEGERA-AN ( Immediately ) yang didalamnya mengandung makna Tanggap/Peduli, Tangkas dan Sigap, bukan sikap sebaliknya . Sikap yang seperti inilah yang kita harapkan menjadi GOAL perubahan ditengah masyarakat yang terpapar maupun seluruh pemangku penanggulangan di Pamekasan dalam Pro PRB
SEGERA AMATI
Segera mengamati gejala munculnya Bahaya yang berpotensi menimpa masyarakat, tentu saja masyarakat perlu memahami dengan berbagai referensi yang banyak tersedia (bila dari Pengamatan ini berkesimpulan Aman maka 3S dibawahnya tak berlaku)
SEGERA HINDARI
Segera menghindar (tanggap evakuasi) menuju tempat aman yg telah disepakati bersama perangkat dan tokoh masyarakat setempat sebagai tempat Aman dari bahaya bencana
SEGERA AMANKAN
Segera mengamankan diri ditempatkan evakuasi sementara dengan membawa keluarga dan surat surat penting yg telah dipersiapkan dalam tas siaga, bersyukur bila masih bisa menolong keluarga lainnya
SEGERA LAPORKAN
Segera melaporkan kejadian tersebut kepada pemangku penanggulangan bencana untuk dapat dilakukan penanganan.
Untuk memperkaya khazanah pro PRB maka sudah sewajarnya kita selalu berlatih agar bisa terlatih
Lindungi Titik Aman
Terpimpin Kemanusiaan.
Penulis : Budi Cahyono
Editor : Syamsul Hidayat
Komentar
Posting Komentar