Langsung ke konten utama

BNPB Tekankan Penguatan Sistem Peringatan Dini dengan Inovasi

Frpb Pamekasan, Bandung - Penguatan sistem peringatan dini bencana dengan memanfaatkan inovasi teknologi dinilai menjadi salah satu hal yang perlu terus diupayakan oleh berbagai pihak. Hal ini diharapkan dapat mendorong meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap risiko bencana.  Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi mengatakan, pemanfaatan teknologi dan inovasi tersebut diharapkan dapat mendorong meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap risiko bencana sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dalam merespon risiko bencana yang ada.  Untuk itu, Prasinta melanjutkan, kehadiran sistem peringatan dini yang berbasis komunikasi dua arah semakin diperlukan, sehingga masyarakat tidak lagi pasif namun proaktif terlibat dalam upaya-upaya pencegahan dan pengurangan risiko bencana yang ada.  Pada Rakornas PB 2024, Selasa (23/4) Prasinta Dewi mengapresiasi pemerintah daerah yang telah mengembangkan inovasi teknologi dan menerapkannya dalam setiap fase kebenca

KUATKAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA dan 4S

Pamekasan, 31 Maret 2021, Hasil survei di Jepang, pada kejadian gempa Great Hanshin Awaji 1995, menunjukkan bahwa  prosentase  korban  selamat  dalam  durasi “golden  time"  disebabkan  oleh  
(1)  Kesiapsiagaan Diri Sendiri sebesar 34.9%, 
(2) Dukungan anggota keluarga 31,9 %, 
(3) Teman/Tetangga 28,1%, 
(4) Orang Lewat 2,60%, 
(5) Regu Penolong 1,70 %, dan
(6) lain-Lain 0,90%.

Berdasarkan ilustrasi tersebut, sangat jelas bahwa faktor yang paling menentukan adalah penguasaan pengetahuan penyelamatan yang dimiliki oleh diri sendiri, keluarga dan komunitas di sekitarnya.  Di Jepang setiap  tanggal  1  September,  ditetapkan  sebagai Hari Pencegahan Bencana” (Disasters Prevention Day) ditandai dengan melaksanakan gladi dan simulasi bencana nasional   secara serentak di seluruh negeri. Demikian pula di Indonesia setiap tanggal 26 April diperingati sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana dengan gerakan simulasi serentak pada masyarakat terpapar multihazard. 

Apakah sudah dilakukan di Kota Kita? Sudah ..! meski prosentasenya masih perlu terus ditingkatkan bahkan kalaupun sudah bisa diulang (drill) , sembari menunggu terus bertambahnya prosentase dari tahun ke tahun, baik yang akan dilakukan oleh BNPB, BPBD Provinsi / Kabupaten Pamekasan dan lembaga lainnya maka yang juga sangat strategis, efektif dan efisien adalah setiap saat "MENGINGATKAN" masyarakat terpapar maupun pemangku Penanggulangan Bencana di Kabupaten Pamekasan tentang Kewaspadaan, Pencegahan dan Kesiapsiagaan menghadapi bahaya bencana yaitu dgn melakukan "PROMOSI PRB" atau Pro PRB . Promosi PRB adalah strategi komunikasi perubahan perilaku kepada seluruh lapisan masyarakat yg bertujuan "mempengaruhi" secara terus menerus agar masyarakat menjadi terbiasa mempraktekkan (refleks) pada pesan pesan dalam promosi PRB.

Sebagai ilustrasi Kementerian Kesehatan beberapa tahun yang lalu pada Promkes / promosi kesehatan, program "SUAMI SIAGA" telah berhasil merubah PERILAKU MASYARAKAT yang sebelumnya menyerahkan urusan persalinan kepada mertua/orangtua pasangan menjadi tanggung jawab suami, yang apabila istrinya masuk pada masa kehamilan 9 bulan maka akan menghindari bepergian jauh (kecuali tugas).  Demikian juga perubahan perilaku masyarakat "care" terhadap jentik jentik nyamuk, ini bagian keberhasilan promosi 3 M,  Menguras, Menutup, dan Mengubur. 
Demikian pula kita biasa melihat petugas SPBU yang dipengaruhi oleh promosi  BI dengan Slogan 3D : Dilihat, Diraba, dan Diterawang. Dengan menggunakan seluruh media (media mix) promosi tersebut bersifat masif. 
Dalam dunia marketing dikenal dengan istilah "menggoreskan pesan" pada "otak/ingatan" produsen agar menjadi refleks konsumennya 
Contoh Reflek : Air mineral pasti... 
                           Sepeda motor pasti.. 
                           Pasta gigi pasti.. 
Produk yg lain sulit untuk menjadi reflek penyebutan kata (kecuali berfikir beberapa detik dulu). Mereka yang berkecimpung pada seni penyampaian pesan yg efektif, paling tidak mensyaratkan diantaranya kata dan kalimat yg : sederhana, singkat, mudah diingat, dan mudah dipahami. .. 

MENGAPA 4S ?
Saat ada gejala munculnya bahaya menuju bencana maka yang dibutuhkan KE-SEGERA-AN ( Immediately ) yang didalamnya mengandung makna Tanggap/Peduli, Tangkas dan Sigap, bukan sikap sebaliknya .  Sikap yang seperti inilah yang kita harapkan menjadi GOAL perubahan ditengah masyarakat yang terpapar maupun seluruh pemangku penanggulangan di Pamekasan dalam Pro PRB 

SEGERA AMATI
Segera mengamati gejala munculnya Bahaya yang berpotensi menimpa masyarakat, tentu saja masyarakat perlu memahami dengan berbagai referensi yang banyak tersedia (bila dari Pengamatan ini berkesimpulan Aman maka 3S dibawahnya tak berlaku) 

SEGERA HINDARI
Segera menghindar (tanggap evakuasi) menuju tempat aman yg telah disepakati bersama perangkat dan tokoh masyarakat setempat sebagai tempat Aman dari bahaya bencana 

SEGERA AMANKAN 
Segera mengamankan diri ditempatkan evakuasi sementara dengan membawa keluarga dan surat surat penting yg telah dipersiapkan dalam tas siaga, bersyukur bila masih bisa menolong keluarga lainnya

SEGERA LAPORKAN
Segera melaporkan kejadian tersebut kepada pemangku penanggulangan bencana untuk dapat dilakukan penanganan. 

Untuk memperkaya khazanah pro PRB maka sudah sewajarnya kita selalu berlatih agar bisa terlatih

Lindungi Titik Aman 
Terpimpin Kemanusiaan. 
Penulis : Budi Cahyono
Editor    : Syamsul Hidayat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BMKG Perkirakan Suhu Tinggi di Jawa Timur

Pamekasan, Frpb- Suhu udara di wilayah Jawa Timur beberapa hari terakhir tercatat 35-36 derajat Celcius yang terjadi di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Fenomena ini akibat gerak semu matahari yang pada tanggal 23 September 2022 lalu berada di garis  ekuator dan saat ini sedang bergerak ke wilayah selatan.  "Pada saat matahari bergerak menuju selatan ekuator akan mengalami titik kulminasi utama yang akan terjadi pada tanggal 11  sampai 14 Oktober di Jawa Timur," kata Kepala Stasiun BMKG Juanda, Taufiq Hermawan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/9/2022). Taufiq menjelaskan bahwa kulminasi merupakan kondisi matahari tepat berada di atas lintang pengamat, sehingga menyebabkan bayangan benda tegak akan terlihat menghilang karena bertumpu dengan benda itu sendiri atau hari tanpa bayangan.  Fenomena ini normal terjadi sebanyak dua kali dalam setahun dan tidak berkaitan dengan fenomena gelombang panas, terangnya lagi Meskipun suhu udara diprakirakan masih cukup tin

RELAWAN FRPB PAMEKASAN KEMBALI GELAR OPERASI BIBIR SUMBING GRATIS

 Forum Relawan Penanggulangan Bencana (FRPB) Pamekasan dan Cahaya Ummat kembali menggelar kegiatan operasi bibir sumbing dan celah langit-langit gratis. Operasi tersebut dilaksanakan di RS Eka Husada Menganti, Gresik, Sabtu (3/7/2021). Fery Perdana Putra, Relawan FRPB Pamekasan mengatakan, operasi bibir sumbing dan celah langit-langit gratis telah dilaksanakan kepada 4 orang pasien, yakni Moh. Alif dari Ds. Pagendingan, Kec. Larangan, Kab. Pamekasan, Moh. Iqbal dari Ds. Campor, Kec. Proppo, Kab. Pamekasan, Achmad Gibran dari Ds. Jambringin, Kec. Proppo, Kab. Pamekasan, dan Noval dari Ds. Robatal, Kec. Robatal, Kab. Sampang. "Alhamdulillah, operasi berhasil dilaksanakan di Rumah Sakit Eka Husada Menganti, Gresik," tuturnya. "Kegiatan ini akan terus berkelanjutan, apabila ada yang perlu, silakan mendaftarkan ke Sekretariat FRPB Kabupaten Pamekasan," pungkasnya. Sementara itu, Tim Dokter RS Eka Husada Menganti, Gresik sangat berterima kasih kepa

MOSIPENA ADALAH MOBIL EDUKASI PENANGGULANGAN BENCANA

FRPB PAMEKASAN, 28 April 2021 - Provinsi Jawa Timur memiliki potensi bencana yang tinggi setiap tahunnya. Maka dari itu BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jawa Timur Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan terus berupaya untuk berinovasi memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai mitigasi bencana, salah satunya dengan membuat  Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (Destana) dan Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena). Dengan menggunakan unit kendaraan bernama Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena), BPBD Jatim berkeliling ke desa/kelurahan se-Jawa Timur. Mosipena adalah kendaraan yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengedukasi masyarakat tentang manajemen bencana. Mulai dari edukasi gejala terjadinya bencana, penyelamatan diri saat bencana, dan penanganan pasca bencana. Mosipena dilengkapi dengan videotron, standing banner, PC, sound system, lampu penerangan, dan safety cone. Mobil ini juga dilengkapi dengan perpustakaan dengan buku-buku tentang kebencan