Awal mula Relawan Penanggulangan Bencana Pamekasan pertama kali dibentuk pada tahun 2014 oleh Budi Cahyono dan mengalami perubahan nama di tahun 2016.
Perubahan nama Pada November 2016, organisasi ini berganti nama menjadi Forum Relawan Penanggulangan Bencana (FRPB) Pamekasan. Perubahan nama ini bertujuan untuk mengakomodasi berbagai organisasi yang bergabung, tanpa mengganggu independensi organisasi induk mereka.
Untuk legalitas FRPB Pamekasan mendapatkan payung hukum dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tahun 2020. Pengesahan ini memperkuat posisi FRPB sebagai organisasi resmi dalam menanggulangi bencana di Pamekasan.
Peningkatan kapasitas dan kolaborasi yakni Edukasi Mitigasi Sejak 2018, FRPB Pamekasan gencar melakukan edukasi mitigasi bencana untuk pelajar dan guru. Pada 2023, mereka semakin masif dalam menyebarkan pemahaman ini.
Sedangkan untuk Prestasi nasional Pada November 2023, relawan FRPB Pamekasan, Chandra Kirana, meraih prestasi membanggakan sebagai juara 3 Guru Berprestasi tingkat nasional dari Kementerian Agama RI.
Selain itu, pada Februari 2025, FRPB berkolaborasi dengan TNI AL Batuporon dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) melakukan pembibitan dan penanaman 1.000 mangrove di Pantai Lembung Galis. Kegiatan ini bertujuan mengurangi risiko abrasi dan perubahan iklim.
FRPB Pamekasan juga mengadakan latihan vertical rescue di Dam Samiran bersama Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI). Latihan ini melatih kesiapsiagaan relawan dalam penyelamatan di medan ekstrem.
FRPB Pamekasan mengirimkan anggotanya untuk berpartisipasi dalam Jambore Forum Pengurangan Risiko Bencana Jawa Timur. Partisipasi ini menjadi bagian dari kaderisasi relawan muda.
Pada Juli 2025, FRPB Pamekasan memberikan materi edukasi mengenai aksesibilitas dan keamanan satuan pendidikan kepada siswa baru di 11 sekolah. Edukasi ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi bencana di lingkungan sekolah
Sedangkan untuk Aktivitas rutin FRPB Pamekasan juga dikenal dengan layanan ambulans gratis yang sering digunakan untuk mengantar pasien, menunjukkan peran vital mereka dalam pelayanan sosial di luar penanggulangan bencana alam.
Ketua FRPB Pamekasan Budi Cahyono menyampaikan, pesan penuh makna dalam momentum ulang tahun ini dan mengajak seluruh relawan dan simpatisan FRPB Pamekasan, di mana pun berada, untuk tetap menjaga semangat kemanusiaan, solidaritas, dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar.
“Keberadaan FRPB bukan milik pribadi, ini milik seluruh warga Pamekasan. Bencana adalah urusan kita bersama. Maka dari itu, mari kita terus bergerak dari hati nurani untuk rakyat,” ajak Budi.
Komentar
Posting Komentar