Pamekasan — Forum Relawan Penanggulangan Bencana (FRPB) Kabupaten Pamekasan menggelar latihan Vertical Rescue di kawasan Dam Samiran, Kecamatan Pamekasan, pada Minggu (12/10/2025). Personel FRPB Pamekasan saat latihan pemindahan pasien melintasi sungai Kegiatan ini dilaksanakan bekerja sama dengan Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Pamekasan sebagai bentuk peningkatan kemampuan dan kesiapsiagaan relawan dalam menghadapi situasi darurat di medan ekstrem. Latihan yang diikuti sekitar 25 personel FRPB ini meliputi berbagai materi penyelamatan, di antaranya pertolongan pertama, pemindahan pasien dari ketinggian, teknik melintasi sungai, hingga evakuasi dari tempat rendah ke tempat tinggi. Ketua FRPB Pamekasan Budi Cahyono menyampaikan, kegiatan ini menjadi bagian penting dari pembinaan dan peningkatan kapasitas relawan agar siap diterjunkan di berbagai kondisi bencana, terutama yang membutuhkan kemampuan teknis di lapangan. “Latihan ini bukan hanya tentang fisik, tet...
Pemkab Pamekasan- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura, Jawa Timur mulai mendistribusikan air bersih kepada masyarakat terdampak kekeringan musim ini, Senin (13/9/2021).
Pelepasan armada air bersih untuk daerah terdampak kekeringan tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam didampingi forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) di Mandhapa Aghung Ronggosukowati.
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam menyampaikan, distribusi air bersih kepada masyarakat rutin dilakukan setiap tahun. Haya saja, jumlah daerah terdampak kekeringan tahun ini berkurang apabila dibandingan dengan tahun sebelumnya.
"Hampir setiap tahun kita melakukan hal seperti ini, cuman yang membedakan tahun ini ada progres positif yang telah kita lakukan. Program bantuan air bersih untuk seluruh elemen masyarakat ini sekarang alhamdulillah sudah mulai berkurang," kata bupati saat memberikan sambutan.
Menurunnya jumlah daerah terdampak kekeringan itu menjadi indikasi kesuksesan pemerintah melaksanakan program mengurangi angka kekeringan. Termasuk program pasimas atau program andalan pemerintah di dalam penyediaan air minum dan sanitasi bagi masyarakat perdesaan melalui pendekatan berbasis masyarakat.
"Kalau progresnya bertambah berarti kerja pasimas serta pengeboran, dan pipanisasi yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir ini berarti gagal. Alhamdulillah dari tahun ke tahun volume pengiriman air ke beberapa desa terus berkurang," tandasnya.
Berdasarkan data yang diterima, terdapat 44 dusun yang musim ini terentas dari kekeringan dari 263 dusun. Tentu, pihaknya ikut bersyukur atas capaian luar biasa itu, karena air merupakan kebutuhan vital masyarakat yang harus terpenuhi.
"Data yang saya terima, dari tahun pertama tahun 2018, ada 77 desa yang masuk kategori kekeringan, tahun ini sudah 73 desa, artinya ada 4 desa yang sudah tuntas menyelesaikan kekeringan. Dari jumlah itu, Ada 48 dusun yang sudah terentas dari kekeringan dari 263 dusun, artinya progresnya semakin positif," terangnya.
Bupati yang akrab disapa Mas Tamam itu menuturkan, kesuksesan suatu program itu tidak lepas dari kerja sama semua elemen, tidak bisa hanya dilakukan satu orang saja, melainkan harus bersama-sama seusi dengan tugas pokok dan fungsinya.
"Kerja pemerintahan ini tidak bisa tunggal, dari satu elemen, fungsi dan tugas yang lain saling terikat. Sering saya sampaikan, seperti mobil, mesinnya bagus, bannya gembos tidak bisa jalan, mesin bagus, bannya bagus, tapi ada elemen lain yang fungsinya menggerakkan tidak berfungsi, juga tidak bisa jalan. Keseluruhannya itu tidak ada yang lebih mulai diantara satu dengan yang lainnya, sama," tandasnya.
Dia berharap, para petugas pengantar air yang mempunyai tugas mulia itu bisa sabar dan ikhlas melayani masyarakat. Sehingga kerja yang dilakukan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
"Diantara satu elemen dan elemen lainnya bekerja sama, padu untuk sampai di tujuan kita. Tujuan memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh elemen masyarakat," pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar