Tempursari, 9 September 2024 , Kenduri Banyu Udan adalah sebuah tradisi yang bertujuan untuk mensyukuri air hujan dan untuk mengingatkan masyarakat akan budaya nenek moyang dalam konsep 5M air hujan. Tradisi ini juga merupakan gerakan Komunitas Banyu Bening untuk meningkatkan kepedulian terhadap air hujan. Kenduri Banyu Udan ke IX sangat istimewa karena di gelar selama 3 hari. Hari pertama (7/9/2024) Komunitas Banyu Bening menggelar Sholawat dengan menghadirkan Habib Zaky Assegaf bersama Majelis Sholawat Az Zaky nya. Di hari ke 2 (8/9/2024) Khataman Al Qur'an dari Pondok Pesantren Baitul Qur'an Karanglo di mulai dari Pagi hingga siang dengan suasana Khidmat dan Khusu'. Rangkaian ini sebagai keselarasan akan Rasa Syukur atas Nikmat yang Tuhan berikan kepada Kita Manusia sebagai mahluk mulia di antara mahluk Tuhan lainnya. Tema Selaras dengan Semesta diangkat agar kearifan lokal dan Budaya jangan pernah ditinggal kan. Harapan kedepan Generasi Anak Keturunan kita...
Pamekasan, Rabu 19 Mei 2021- Rumah milik seorang nenek, di Jalan Sersan Mesrul Gang IIIB, Kelurahan Gladak Anyar Kecamatan Pamekasan ludes dilalap si jago merah. Kebakaran ini terjadi sekitar pukul 02.30 Wib pada Rabu dini hari.
Supervisor PusdalOps BPBD Pamekasan, Budi Cahyono yang kebetulan Tetangga korban, mengaku menerima laporan dari masyarakat sesaat waktu kejadian. Pada saat terjadi kebakaran, rumah tersebut hanya ditempati seorang nenek
Mendengar info itu, pihak langsung menghubungi Tim pemadam kebakaran, BPBD dan rekan relawan untuk menuju lokasi.
“Di lokasi warga sekitar, berusaha melokalisir apo dengan alat seadanya,” terangnya, Rabu Subuh.
Menurut Budi, api baru berhasil dipadamkan sekitar satu setengah jam dari awal kobaran api yang menghanguskan seisi rumah.
1 unit damkar, 1 water suplay damkar dan BPBD Pamekasan dikerahkan. Selanjutnya paska melokalisir api, tim gabungan melanjutkan dengan pembasahan untuk memastikan api benar benar padam total.
Untuk sebab kebakaran pihaknya masih melakukan pendataan lanjutan meski sudah ada pengakuan dari pemilik rumah. Sedangkan taksiran kerugian dinilai sekitar 150 juta rupiah olehnya.
Semua isi perabotan dan barang berharga juga habis dilalap api subuh pagi itu.
“Penyebabnya menurut penuturan pemilik rumah karena memasak air dan lupa mematikan kompor, untuk korban jiwa nihil, namun peristiwa ini masih dalam
penyelidikan pihak kepolisian setempat,” tuturnya yang juga Ketua FRPB Pamekasan itu.
Pemilik rumah tersebut merupakan seorang nenek yang bernama Siti Fatimah dan biasa dipanggil Bu Saleh berusia 65 tahun. Diketahui selama ini memang hidup sebatangkara tanpa famili atau saudara, sedangkan anaknya sudah berkeluarga dan tinggal di kota lain.
Nampak TIM gabungan bahu membahu melakukan pemadaman antara lain BPBD, Damkar, TNI, Polri, Lurah Gladak Anyar, relawan dan masyarakat.
Penulis : Syaiful Rizal
Editor : Syamsul Hidayat
Komentar
Posting Komentar