Gresik, Frpb Pamekasan – Pembentukan 70 Desa Tangguh Bencana (Destana) yang ditargetkan BPBD Jatim sepanjang tahun ini diawali di Kabupaten Gresik dan Kabupaten Madiun, Selasa (7/5/2024). Launching pembentukan Destana ini dilakukan Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto di Kantor Desa Gempol Kurung Kec. Menganti, Kab. Gresik, dengan ditandai penyerahan bantuan 100 bibit tanaman produktif, seperti, pohon durian, alpukat, dan kelengkeng. Hadir dalam acara ini, Kalaksa BPBD Kab. Gresik Sukardi, Kabid PK BPBD Jatim Bige Agus Wahjuono, Kabid PK BPBD Gresik Irfak, Kades Gempolkurung Nuriyadi, Forkopimcam di lingkungan Kecamatan Menganti dan fasilitator Destana dari FPRB Jatim. Dalam arahannya, Kalaksa BPBD Jatim mengatakan, pembentukan Destana ini dimaksudkan untuk membangun ketangguhan masyarakat desa dalam menghadapi bencana yang kemungkinan terjadi di waktu mendatang.Dikatakan, Jawa Timur merupakan wilayah yang memiliki banyak ragam potensi bencana, mulai banjir, gempa bumi, angi
Pengurus Forum Pengurangan Risiko Bencana (F-PRB) Jawa Timur, mengadakan kegiatan diskusi interaktif bertajuk “Pengenalan Radio Komunikasi”.
Kegiatan tersebut berlangsung di Basecamp Jamaah Lorong Education, Perumahan Bumi Marina Emas Barat blok B – 49, Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya timur, dengan menghadirkan nara sumber bidang advokasi FPRB Jatim, Budi Cahyono.
Kegiatan edukatif ini dilakukan pada Kamis (08/02/2024) siang, yang diikuti sejumlah relawan yang masih sangat awam di sektor radio komunikasi (Handy Talky).
Dengan tampilan khasnya, Budi didampingi Gilang Rizky Alexander, menularkan edukasinya tentang radio komunikasi (HT) dengan diksi dan narasi yang mudah dicerna peserta diskusi. Alur diskusi itupun berlangsung dialogis partisipatoris.
Sesekali gaya humoris, Budi yang kerap disapa Pak Brengos ini mewarnai suasana diskusi. Kata Budi, seringkali terjadi dalam situasi darurat, penyampaian informasi terkirim dan tertangkap kurang nilai akurasinya.
“Salah satu dampak informasi yang tidak akurat adalah menambah kepanikan banyak pihak, khususnya masyarakat yang terdampak bencana,” kata Budi alias Pak Brengos.
Salah satu contoh ketika peristiwa banjir melanda sebagian Kota Sidoarjo, lanjut Budi, miskomunikasi yang meluas terkait bansos dimanfaatkan warga, imbasnya banyak warga yang menempuh jalur mengungsi. “Disinilah pentingnya akurasi informasi. Hendaknya informasi yang akan dikoneksikan secara luas, sudah melalui konfirmasi dan validasi, hingga status informasinya menjadi A1 bukan hoax,” tegas Pak Brengos.
Namun yang tak kalah urgennya, menurut Budi Brengos, adalah kapasitas personal dalam mengoperasikan fasilitas yang ada, misalnya Handy Talky (HT) dan seterusnya. “Jadi selain menguasai aturan yang ada, skill individu dan akurasi data menjadi inti penting keabsahan informasi,” ucapnya.
Gilang Rizky Alexander menambahkan cara mengoperasikan HT. Dari cara mengaktifkan hingga berkomunikasi. Kemudian dipandu mempraktekkan cara menyampaikan dan menerima pesan. Pada sesi inilah yang banyak mengundang tawa peserta hingga suasana diskusi pecah, mengingat hal itu merupakan kali pertama mereka berkomunikasi melalui HT.
Hadir pula Harits Permana Putra, ketua Forum Bersama Lintas Komunitas Jawa Timur. Ia mengatakan, senang dapat hadir dalam diskusi tersebut. Harits menilai, kegiatan ini sangat mendukung kegiatan komunikasi dan informasi di lapangan.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan sekaligus mempererat persahabatan antar relawan. Jika memungkinkan materi ini ada tindak lanjutnya, agar peserta semakin paham dan dapat mengoperasikannya dengan benar sesuai aturan,” Tambahnya.
Komentar
Posting Komentar