Gresik, Frpb Pamekasan – Pembentukan 70 Desa Tangguh Bencana (Destana) yang ditargetkan BPBD Jatim sepanjang tahun ini diawali di Kabupaten Gresik dan Kabupaten Madiun, Selasa (7/5/2024). Launching pembentukan Destana ini dilakukan Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto di Kantor Desa Gempol Kurung Kec. Menganti, Kab. Gresik, dengan ditandai penyerahan bantuan 100 bibit tanaman produktif, seperti, pohon durian, alpukat, dan kelengkeng. Hadir dalam acara ini, Kalaksa BPBD Kab. Gresik Sukardi, Kabid PK BPBD Jatim Bige Agus Wahjuono, Kabid PK BPBD Gresik Irfak, Kades Gempolkurung Nuriyadi, Forkopimcam di lingkungan Kecamatan Menganti dan fasilitator Destana dari FPRB Jatim. Dalam arahannya, Kalaksa BPBD Jatim mengatakan, pembentukan Destana ini dimaksudkan untuk membangun ketangguhan masyarakat desa dalam menghadapi bencana yang kemungkinan terjadi di waktu mendatang.Dikatakan, Jawa Timur merupakan wilayah yang memiliki banyak ragam potensi bencana, mulai banjir, gempa bumi, angi
Jatim, Senin, 12 April 2021 - Guna memudahkan pendataan dan pemetaan relawan yg telah bergerak di wilayah terdampak gempa bumi di Jatim, Senin (12/04/2021), BNPB menggelar rapat Pembentukan Desk Relawan Tanggap Darurat Gempa Jatim 2021.
Rapat yg digelar di Ruang Siaga, Kantor BPBD Jatim Jl. Letjen. S. Parman 55, Waru - Sidoarjo ini dipimpin Kasubdit Pemberdayaan Sumberdaya BNPB, Drs. Pangarso Suryotomo. Turut mendampingi, Kabid Pencegahan & Kesiapsiagaan BPBD Jatim, Gatot Soebroto SE, M.PSDM.
Hadir dlm rapat sore itu, Sekjen FPRB Jatim Catur Sudarmanto, Ketua LPBI NU Jatim Saiful Amin, Ketua R-KomPAS Tito Puspita Wibowo, Ketua Wartapala Indonesia Puspita Ningtyas, & perwakilan sejumlah kelompok relawan lain.
Pangarso Suryotomo menjelaskan, rapat ini dimaksudkan utk melakukan pendataan dan pemetaan potensi relawan yg telah turun ke lokasi terdampak gempa.
Pendataan itu nantinya akan dimasukkan dlm aplikasi Desk Relawan Tanggap Darurat Gempa Jatim 2021 yg telah disiapkan BNPB.
Tujuannya, agar para relawan yg terjun membantu korban gempa bisa terindentifikasi jumlahnya & terkoordinasi tugas-tugasnya.
"Sehingga tdk terjadi penumpukan di satu tempat dan kekurangan di tempat yg lain. Jadi ini untuk memanage relawan yg sudah terjun ke lokasi. Bukan utk mengerahkan relawan yg belum beraksi," ujarnya.
Selain rapat pemetaan, relawan yg hadir juga dilatih penggunaan aplikasi Desk Relawan tersebut. Harapannya, mereka nanti bisa menginput sendiri hasil identifikasi relawan di lokasi terdampak gempa. (Yon's)
Komentar
Posting Komentar